Baca dan bertumbuhlah

0
artikel
__wf_reserved_inheren
CV Global
20 Jul
2025
4
mnt dibaca

Bagiin Injil dimulai dari satu langkah kecil.

Waktu Bella ikut challenge “Overcome Your Fear,” dia berdoa minta keberanian buat bagiin Injil ke tetangga barunya. Yang terjadi selanjutnya adalah obrolan yang dipimpin oleh Roh Kudus, nggak cuma menguatkan iman Bella, tapi juga menyalakan harapan di hati orang lain. Cerita Bella ngingetin kita kalau Tuhan bisa pakai langkah iman kita yang kecil untuk hal-hal besar. Apakah kamu siap bilang “ya” dan biarkan Tuhan yang mengerjakan sisanya?

Pernah nggak sih kamu ngerasa pengen bagiin iman, tapi ragu-ragu, ngerasa belum siap? Banyak dari kita ngalamin hal itu—kita tahu harusnya berani bagiin tentang Yesus, tapi malah mundur karena takut Takut salah ngomong, takut nggak cukup tahu, atau kuatir sama respon dari orang yang kita ajak ngobrol. Tapi, gimana kalau ternyata Tuhan mau pakai kita apa adanya—termasuk rasa takut kita juga?

Baru-baru ini, salah satu anggota komunitas yesHEis, Bella*, cerita bagaimana dia berani menghadapi ketakutannya secara langsung. Dia ikut challenge “Overcome Your Fear” dan mulai berdoa, minta keberanian buat jadi diri sendiri, peka sama tuntunan Roh Kudus, dan cukup berani buat bagiin Yesus ke orang baru.

Ini cara Tuhan pakai langkah berani dan penuh iman itu jadi sesuatu yang luar biasa…

Pada awal tantangan itu, doa terbesar Bella adalah agar kasih Yesus bersinar melalui dirinya dan dipimpin oleh Roh Kudus dalam berbagi ceritanya. Ketika dia berdoa, dia tidak hanya meminta keberanian, tetapi juga meminta Tuhan untuk benar-benar dapat terhubung dengan seseorang yang perlu mendengar tentang Yesus.

Kemudian suatu pagi saat berdoa, Bella merasakan dorongan untuk menjangkau tetangga barunya yang hanya pernah diajaknya bicara sekilas. Dia pun ngajak ngopi bareng dan memutuskan untuk mempercayakan percakapan itu kepada Tuhan.

Mengikuti dorongan itu

Waktu lagi ngopi bareng, Bella nanya ke tetangganya, “Kamu percaya sama Tuhan nggak?” Ternyata, tetangganya bilang kalau dia percaya sama Tuhan dan bahkan udah mulai berdoa minta pertolongan di tengah situasi yang lagi dia hadapi. Dia juga cerita kalau dia punya Alkitab, tapi masih bingung harus mulai dari mana buat kenal Tuhan lebih dalam.

Dengan langkah iman, Bella pun bagiin kisahnya—bagaimana dia menemukan damai lewat Yesus dan lewat doa. “Aku belum pernah ngomongin tentang Tuhan ke orang sebelumnya, tapi aku bersyukur banget udah ngikutin tuntunan Roh Kudus,” katanya. Bella pulang dari pertemuan itu dengan hati yang dikuatkan dan komit buat terus doain perjalanan iman temen barunya itu.

Apa yang bisa terjadi jika kamu mengatasi ketakutanmu?

Cerita ini jadi pengingat indah tentang apa yang bisa Tuhan lakuin saat kita percaya dan mau dipimpin, walaupun kita takut. Roh Kudus nggak minta kita harus siap 100% atau tahu semua jawabannya—Dia cuma minta kita siap dipakai. 

Apakah kamu pernah ngerasain takut waktu mau bagiin tentang Yesus? Tenang, kamu nggak sendirian! Ini beberapa hal yang bisa kamu lakukan:

1. Berdoa untuk Keberanian dan Kepekaan:

Mintalah kepada Roh Kudus untuk membantu kamu melihat orang di depanmu seperti Tuhan melihatnya dan memberimu keberanian untuk mengikuti tuntunan-Nya.

2. Ambil Langkah Kecil:

Penginjilan nggak harus selalu terasa berat. Kadang, sesimpel nanya soal iman mereka atau nawarin diri buat doain mereka aja udah jadi langkah yang berarti.

3. Percayakan Hasilnya kepada Tuhan:

Tugas kita itu taat—hasilnya serahkan pada Tuhan. Ingat, kamu nggak harus langsung bikin orang percaya saat itu juga. Cukup hadir dengan setia, dan biarkan Tuhan yang melakukan sisanya. Waktu kita berani melangkah, Roh Kudus yang akan bekerja di belakang layar.

Bayangkan, bagaimana satu langkah iman kecil dari kamu bisa jadi awal dari perubahan besar dalam hidup seseorang buat kenal Yesus lebih dekat! Tuhan siap pakai langkah kecilmu buat bikin dampak besar!

Yuk, ikutan challenge “Overcome Your Fear” di aplikasi yesHEis!

Kalau kamu udah pengen mulai tapi masih ragu buat mulai, Overcome Your Fear challenge ini bisa banget jadi titik mulai yang tepat.

Cara join challenge-nya:

  1. Buka aplikasi yesHEis. (Kalau belum punya, download dulu aplikasinya secara gratis di App Store atau Google Play ya!)
  2. Buka tab “Challenges” di aplikasi yesHEis.
  3. Pilih “Overcome Your Fear” dan klik Start Challenge.
  4. Ikuti tantangannya sesuai ritmemu sendiri, lewat langkah-langkah simpel dan praktis yang bantu kamu makin pede bagiin tentang Yesus— mulai dari hal-hal kecil yang bisa kamu lakukan.
Mulai aja dulu dengan “iya” yang tulus dan percaya sama Tuhan. Sisanya, biar Tuhan yang urus.

*nama diubah untuk privasi

__wf_reserved_inheren
CV Global
27 Jun
2025
3
mnt dibaca

Bagiin Injil itu bukan soal kamu — tapi pekerjaan Roh Kudus.

Mungkin terasa berat, tapi sebenarnya tanggung jawab untuk mengubah hidup seseorang bukan di tangan kamu. Pesan ini jadi pengingat bahwa bukan kita yang mengubah hati orang, tapi Roh Kudus. Pelajari cara bersandar pada kuasa-Nya lewat tiga langkah simpel ini, supaya kamu bisa lebih berani dan makin taat.

Pernah nggak sih kamu ngerasa deg-degan waktu mau bagiin Injil?

Kamu tahu kalau itu bagian dari panggilan kamu sebagai orang Kristen, tapi baru mikirin aja udah bikin jantung berdebar. Mulai deh muncul pikiran kayak, "“Gimana kalau aku salah ngomong?” “Gimana kalau suasananya jadi canggung, atau malah bikin orang tersinggung?” Kadang kamu mungkin juga khawatir, jangan-jangan kelihatan maksa atau terlalu nge-push orang lain. Rasanya kayak kamu harus nanggung beban besar, seolah-olah keselamatan orang lain ada di tangan kamu.

Tapi sebenarnya, kebenarannya gini: Bagiin Injil itu bukan hal yang harus kamu jalanin sendirian. Kamu bukan tokoh utama dalam cerita ini — Roh Kudus-lah yang jadi pahlawannya.

Penginjilan tu bukan soal satu momen atau keputusan aja. Ini soal perubahan hati, pikiran, dan jiwa seseorang. Dan tahu nggak? Yang bisa ngubah hati seseorang itu adalah Roh Kudus.

Orang-orang nggak butuh kata-katamu yang sempurna, mereka butuh hati yang baru.

Roh Kudus itu memang ahlinya dalam mengubah hati. Dalam Yehezkiel 36:26–27, Tuhan berjanji akan memberikan kepada orang-orang "hati yang baru dan mencurahkan roh yang baru" dalam diri mereka.

Itu bukan sesuatu yang bisa kita lakuin sendirian. Tapi waktu kamu ambil langkah dan bagiin Injil bareng Roh Kudus, Dia yang bekerja di hati orang itu, melakukan hal yang cuma Dia yang bisa.

Artinya, tanggung jawab buat mengubah hati orang tuh bukan ada di kamu. Tugas kamu cuma satu: taat dan sampaikan pesannya.

Jadi, gimana caranya supaya kamu bisa belajar mengandalkan kuasa Roh Kudus, bukan kekuatan diri sendiri? Ini tiga langkah simpel yang bisa kamu coba:

1. Berdoa supaya peka sama Roh Kudus

Roma 8:26 mengingatkan kita bahwa "Roh Kudus membantu kita dalam kelemahan kita" Sebelum kamu bagiin Injil ke seseorang, minta bantuan Roh Kudus supaya kamu bisa belajar percaya sama Dia. Minta bimbingan dan keberanian, bukan karena kamu merasa mampu, tapi karena kamu percaya Dia sanggup bekerja lewat kamu.

2. Melangkah dalam ketaatan

Bagiin Injil, walaupun kamu merasa takut. Melangkah bukan karena kamu PD sama diri sendiri, tapi karena kamu percaya Roh Kudus yang mengutus kamu..Yohanes 14:26 mengingatkan kita bahwa "Roh Kudus akan mengajar dan mengingatkan kita segala hal yang perlu kita katakan." Percaya kalau Dia akan memperlengkapi kamu waktu saatnya tiba.

3. Berdoa untuk benih yang ditanam

Setelah kamu bagiin Injil, doakan supaya Roh Kudus merawat benih yang sudah kamu tanam.Doakan supaya perkataan-Nya bisa terus tinggal di hati dan pikiran mereka. Minta supaya Dia terus bekerja dalam hidup mereka dan menarik mereka makin dekat sama Yesus.

Bayangin gimana rasanya bagiin iman kamu, kalau kamu tahu kalau tugas ngubah hati orang itu bukan tanggung jawab kamu. Bukankah itu cara yang jauh lebih melegakan buat mulai bagiin Injil?

Beban untuk bagiin Injil itu nggak ada di pundak kamu sendirian. Roh Kudus adalah Penolongmu — yang membimbing, memperlengkapi, dan bekerja lewat kamu. Tugas kamu cuma hadir dan biarkan Roh Kudus yang bekerja.

__wf_reserved_inheren
CV Global
13 May
2025
5
mnt dibaca

Share and Care: Biar Ngajak ke Gereja Gak Terasa Menakutkan

Mengajak seseorang ke gereja memang bisa bikin takut baik buat yang ngajak maupun yang diajak. Panduan praktis ini bisa membantu kamu menghadapi rasa takut itu dengan empati dan strategi, lewat tips kayak mulai dari ngajak ngopi dulu, bangun relasi, dan percaya hasilnya sama Tuhan. Tulisan ini pas banget buat kamu yang pengin ngajak orang ke gereja dengan cara yang santai, tulus, dan tetap peka sama perasaan mereka.

Mengajak seseorang ke gereja itu kadang bisa terasa menakutkan. Sebagai orang Kristen, kita tahu betapa berharganya punya komunitas yang saling mendukung dan menguatkan dalam iman dan wajar banget kalau kamu juga pengen teman-temanmu punya hal yang sama.

Tapi, gimana caranya ngajak mereka masuk ke komunitas itu? Apa sih sebenarnya maksud dari mengajak seseorang ke gereja?

Di zaman sekarang yang makin sekuler, ngajak orang ke gereja bisa terasa kayak hal yang besar dan berat. Apalagi beberapa tahun belakangan, banyak konflik soal nilai-nilai di masyarakat dan juga munculnya kasus dari pemimpin gereja yang gagal jadi teladan, bikin orang makin skeptis sama gereja. Belum lagi, datang ke komunitas baru yang belum dikenal itu pasti butuh keberanian apalagi kalau mereka sendiri belum yakin ada kesamaan atau cocoknya di mana. Semua ini bisa terasa sangat sulit. Kita jadi sering menunda dan akhirnya malah gak pernah benar-benar ngajak.

Makanya, yuk luangin waktu sebentar buat ingat lagi kenapa mengajak seseorang ke gereja itu penting dan bisa jadi cara yang efektif banget buat kenalin mereka sama Yesus. Mengajak seseorang ke gereja itu sebenarnya membuka ruang khusus buat Roh Kudus bekerja di hati mereka. Kita sedang mengundang mereka masuk ke komunitas di mana mereka bisa kenal, bertumbuh dalam iman, melayani, dan jadi bagian dari tubuh Kristus. Karena memang dari awal, Tuhan rancang kita buat hidup dalam komunitas orang percaya.

Jadi gimana caranya biar proses mengajaknya bisa terasa lebih gampang dan gak bikin deg-degan, baik buat kamu, maupun buat orang yang kamu ajak? Berikut beberapa langkah praktis yang bisa bantu:

1. Sadari kalau gereja bisa terasa asing dan bikin canggung

Kalau kamu udah lama jadi orang Kristen, gereja pasti udah jadi tempat yang terasa nyaman dan aman. Tapi buat banyak orang, gereja itu hal yang asing, mereka hanya tahu berdasar apa yang mereka lihat dari film atau media.

Makanya, penting banget buat perhatiin bahasa yang kamu pakai. Daripada langsung bilang, “Aku jemput jam 7 malam buat worship night”, coba mulai dulu dengan jelasin apa itu worship night.Ceritain juga detailnya, siapa aja yang bakal ada di sana, tempatnya kayak apa, dan sebaiknya pakai baju seperti apa.

Dengan menghindari bahasa “kristen" dan kasih info yang cukup, kamu bias bantu temanmu buat merasa lebih siap dan gak kaget waktu datang. Mereka jadi gak ngerasa takut, bingung, atau gak nyaman sama situasi yang baru itu. Lanjut ke poin kedua:

2. Mulai dari hal yang familiar

Ngajak orang ngopi atau jalan bareng jelas jauh lebih gampang daripada langsung ngajak mereka ke gereja! Contohnya kayak Sam, yang cepat ambil langkah dan mungkin justru itu yang bikin hubungannya tetap baik.

“Aku baru potong rambut, dan pas ngobrol aku nyebut soal kepercayaanku sama Tuhan. Ternyata si tukang cukur lagi tertarik-tarik juga sama hal-hal soal iman… Aku sempat cerita sedikit tentang perjalanan imanku, dan dia kelihatan tertarik banget. Aku sempat ajak dia ke gereja, tapi dia agak ragu. Saat itu aku ngerasa Roh Kudus nyentil buat nawarin ngopi bareng dulu sebelum ibadah, biar dia lebih nyaman. Dia senang banget sama tawarannya dan bilang oke, dia mau.”

Dengan ketemu dulu di tempat yang netral, kamu bisa hindarin rasa gak enak karena perbedaan. Kamu mungkin udah biasa sama suasana gereja, tapi buat dia mungkin itu hal asing .

Ingat, gak perlu buru-buru. Mulai dari mana mereka berada sekarang, bangun hubungan dulu, baru pelan-pelan ajak ke langkah berikutnya.

3. Luangin waktu dan tenaga

Memang cuma Roh Kudus yang bisa menggerakkan hati dan membawa orang kepada Yesus (1 Korintus 3:6), tapi tugas kita adalah menabur benih iman dan itu butuh waktu dan tenaga.

Sederhananya, waktu kamu bagiin Yesusi, jangan lupa juga buat memperhatikan! orangnya juga. Jangan cuma cerita tentang Yesus terus ninggalin mereka gitu aja. Bimbing mereka dalam perjalanan iman. Bentuknya bisa macam-macam, misalnya:

  • Luangin satu malam tiap minggu buat belajar Alkitab bareng
  • Korbanin waktu nongkrong bareng teman demi bikin seseorang merasa diterima
  • Masukin nama mereka ke dalam daftar doa kamu dan doain tiap hari.
  • Sering-sering kirim pesan atau telepon sekadar buat nanya kabar

Kalau kamu ngerasa kewalahan atau susah cari waktu buat nunjukin kepedulian kamu, gak apa-apa kok minta bantuan. Kamu bisa ajak teman seiman atau orang-orang dari gereja buat bantu. Kenalin mereka sama teman-temanmu, dan bagi beban bareng-bareng (Galatia 6:2; Ibrani 10:24-25; Filipi 2:4).

4. Percaya Tuhan sama hasil akhirnya

Kalau kamu udah ambil langkah dan ngajak seseorang ke gereja, ingat: gapapa kalau mereka bilang enggak. Nolak ajakan kamu bukan berarti mereka nolak kamu atau nolak Tuhan. Bisa jadi mereka cuma butuh waktu lebih lama, atau mungkin ada luka lama atau pandangan tertentu yang kamu belum tahu.

Daripada langsung nyerah atau baper, bawa aja semua itu dalam doa. Minta Tuhan kasih kamu kejelasan, hikmat, dan penghiburan. Dan terus doain mereka.

Yang paling penting: kamu sudah coba. Itu artinya kamu lagi latih “otot iman” kamu dan ke depannya kamu akan makin siap dan percaya diri saat Roh Kudus gerakkan kamu buat ngajak orang lain ke gereja.

Mengajak seseorang ke gereja itu sebenarnya kesempatan yang seru. Kalau ada teman yang terlintas di hati dan kamu pengin ajak, jangan cuma dipikirin, buat rencana, kumpulkan keberanian, dan langsung aja ajak. Bayangin deh, gimana rasanya kalau mereka bilang “iya”! Hasilnya jauh lebih berharga daripada rasa takut yang kamu alami di awal. Pada akhirnya, perjalanan iman mereka tetap ada di tangan Tuhan. Tugas kamu cuma kasih undangan.

__wf_reserved_inheren
CV Global
3
mnt dibaca

Introvert? Tuhan Juga Bisa Pakai Kamu

Setelah cedera menghentikan karier selancarnya, Tayla merasa tertantang untuk fokus pada orang lain dan keluar dari zona nyamannya. Temukan bagaimana imannya membawanya untuk memengaruhi kehidupan orang lain dengan cara yang tak terduga.

Tayla adalah mantan atlet selancar profesional dan mengaku sebagai seorang introvert. Setelah cedera menghentikan karier selancarnya, Tayla merasa Tuhan mendorongnya untuk keluar dari zona nyaman dan mulai menjalani hidup dengan lebih fokus ke orang lain, bukan cuma diri sendiri. Dia menceritakan kisahnya...

Ini Cerita Tayla

Aku sadar kalau hidup untuk diri sendiri itu sebenarnya cukup nyaman. Jadi, waktu aku merasa tertantang untuk mundur sedikit dan mulai fokus ke orang lain, rasanya memang menakutkan. Tapi justru di situ aku sadar, itulah yang sebenarnya harus kita lakukan.

Waktu aku tinggal di Afrika Selatan, aku sempat ikut kompetisi selancar dan benar-benar fokus sama diri sendiri—sampai akhirnya aku cedera dan nggak bisa ikut kompetisi lagi. Sehari sebelum kompetisi yang udah aku latih sangat keras, kakiku sobek parah dan aku nggak bisa jalan lagi.

Dan saat itu, aku benar-benar merasa Tuhan seperti mengingatkanku bahwa aku perlu melangkah keluar dari zona nyaman.

Aku orang yang sangat introvert, jadi sangat sulit buat aku untuk keluar dan membagikan imanku. Jadi butuh banyak keberanian, tapi juga banyak rasa takut waktu harus benar-benar melakukannya. Jadi, aku berdoa supaya ada kesempatan untuk membagikan imanku, dan suatu hari aku sedang selancar di laut, tiba-tiba aku bertemu dengan beberapa orang ini. Ternyata, mereka adalah mantan anak jalanan, dan salah satu temanku mulai jadi relawan di organisasi tempat mereka berasal, yang bernama Surfers Not Street Children.

Suatu hari, aku tiba-tiba punya ide, mungkin aku harus mulai kelompok belajar Alkitab. Jadi, aku dan seorang teman mulai mengadakan kelompok belajar dengan mereka, yang sebenarnya sangat menantang karena itu benar-benar keluar dari zona nyaman aku. Waktu pertama kali kami datang ke kelompok belajar Alkitab, rasanya cukup menakutkan karena kami nggak tahu harus ngomong apa atau gimana cara berinteraksi dengan mereka. Mereka masih remaja akhir atau dewasa muda, dan cukup skeptis.

Aku merasa sulit menghadapi penolakan dari mereka, tapi saat itu aku harus ingat, setiap orang datang dari latar belakang yang berbeda, jadi yang paling penting adalah menunjukkan kasih kepada mereka. Terkadang kita nggak tahu apa yang sudah dilalui orang lain atau apa yang mereka sedang hadapi, dan kadang mereka hanya butuh dikasihi. Mereka ini berasal dari jalanan dan dibesarkan di jalanan. Jadi, kami berusaha memilih topik yang bisa relate dengan mereka.

Ada satu orang yang sangat skeptis yang datang di beberapa minggu pertama. Setelah beberapa waktu, dia mulai lebih tertarik dengan kelompok belajar itu dan mulai bertanya lebih banyak. Sangat keren melihat dia mulai tertarik dan ingin tahu lebih banyak. Suatu hari dia datang ke kelompok belajar Alkitab dan menunjukkan dadanya... dia punya tato "God is good" di seluruh dadanya—persis seperti meme "No Ragrets"—itu benar-benar keren untuk dilihat.

Saat itu aku langsung mikir, "Ini keren banget!" dan inilah alasan kenapa aku melakukan semua ini. Itu sangat menguatkan karena aku sebelumnya sangat takut saat memulai kelompok belajar Alkitab. Sungguh luar biasa bisa melihat bagaimana Tuhan bahkan bisa memakai seorang introvert seperti aku.

Aku sadar betapa pentingnya untuk taat pada panggilan Tuhan, meskipun itu sesuatu yang menakutkan dan kita merasa banyak takut terhadapnya. Sangat menguatkan mengetahui bahwa ketika kita taat, Tuhan selalu bersama kita dan Dia menempatkan kesempatan itu di depan kita dengan alasan. Dia akan selalu mendahului kita dan bersama kita melalui semuanya.

__wf_reserved_inheren
CV Global
3
mnt dibaca

Dunia butuh damai yang ada di hidup kamu.

Di dunia yang penuh kegelisahan, Yesus menawarkan damai yang sejati. Yuk, temukan bagaimana hidup dalam damai dari Yesus bisa jadi cara buat nunjukin harapan dan terang-Nya ke orang lain.

Kita hidup di dunia penuh kegelisahan, ketakutan, dan ketidakstabilan. Namun, sebagai orang Kristen, Yesus menawarkan damai di tengah-tengah itu semua. Sebagai orang Kristen, kita nggak cuma punya akses ke damai sejahtera ini, tapi kita juga dipanggil untuk menunjukkan damai itu ke orang lain yang lagi butuh kestabilan dan harapan di tengah dunia yang penuh kekacauan.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan. tetapi kuatkanlah hatimu! Aku telah mengalahkan dunia.”

Yohanes 16:33

Damai adalah salah satu hadiah terbesar yang Tuhan berikan kepada umat manusia. Dan itu adalah hadiah yang bisa kita bagikan ke orang-orang di sekitar kita yang lagi mencari makna hidup dan kedamaian. Namun, sering kali kita merasa jauh dari damai. Jadi, gimana sih kita sebagai orang Kristen bisa hidup dari tempat yang penuh kedamaian seperti yang Yesus ajarkan? Erwin McManus menggambarkannya dengan baik ketika berbicara tentang penyembahan, dan bagaimana penyembahan yang tulus dapat menciptakan pergeseran tanggung jawab dalam pemikiran kita.

Ketika kita merasa terbebani oleh kehidupan, merasakan stres, kecemasan, dan keputusasaan, McManus mengatakan hal ini karena kita telah mengambil tanggung jawab atas hal-hal yang kita tidak punya kekuatan untuk menanggungnya. Jadi, gimana sih caranya kita bisa lepas dari beban dan merasakan kedamaian yang Yesus kasih?

Let it Go

Erwin menjelaskan, kalau kita terus-terusan bawa stres, rasanya kayak kita pasang atap datar yang bikin hidup kita jadi sumpek. Ketika hujan turun, atap kita jadi berat dan akhirnya roboh. Namun, jika kita menggeser atap kita menjadi lebih vertikal, alias, terhubung dengan Tuhan. Hujan akan mengalir ke samping dan menyirami semua ladang di sekitarnya, menghasilkan panen yang pada akhirnya berbuah. Waktu kita hidup dalam damai, orang-orang di sekitar kita pasti bisa merasakan perbedaannya. Cara kita hidup bisa membuat mereka jadi penasaran dan jadi kesempatan buat ngobrol tentang sumber damai kita — Yesus.

Re-align

Menyembah Tuhan mengajarkan jiwa kita buat mengubah arah ‘atap’ hidup kita ke atas, kepada Tuhan. Ini membantu kita menyelaraskan kembali narasi internal kita juga, “Ini lebih besar dari saya. Ini bukan milik saya untuk ditanggung. Saya akan menyerahkannya kepada Tuhan.” yang dapat memberikan rasa damai bahkan dalam kekacauan. Waktu kamu mulai menata ulang hidupmu dan mengalami damai dari Tuhan, coba pikirin juga bagaimana caranya kamu bisa dengan lembut nunjukin arah ke Dia lewat contoh hidupmu dan kata-katamu.

Practice

Waktu hidup mulai penuh tekanan dan bikin damai kita goyah, latih diri buat terus memperhalus penyembahan jiwa kita. Supaya pas badai datang, kita tetap bisa jadi pembawa damai dan menghasilkan buah di tengah badai.

Dengan belajar hidup dalam damai dari Tuhan, kita bukan cuma menguatkan jiwa sendiri, tapi juga nunjukin ke orang lain harapan dan rasa aman yang ada di dalam Yesus. Siapa orang di hidupmu yang mungkin butuh dengar tentang damai dari Yesus?

Di musim hidupmu sekarang ini, gimana caramu belajar untuk beristirahat dalam damai Tuhan?
__wf_reserved_inheren
CV Global
3
mnt dibaca

Satu Perubahan Sederhana Bisa Membantu Kamu Membagikan Injil

Cerita Brian menunjukkan bagaimana keputusan untuk selalu siap bisa membuka kesempatan bagiin Injil di tempat yang tak terduga. Siapa pun bisa menemukan momen untuk membagikan Injil dengan hati yang terbuka.

Brian adalah orang biasa yang cinta Yesus dan punya hati untuk bagiin Injil kepada orang-orang yang ia temui setiap hari. Suatu kejadian di pom bensin jadi kesempatan untuk berbagi tentang Yesus dengan cara yang luar biasa. Brian siap dengan kesempatan itu karena dia membuat satu pilihan hidup yang sederhana…

Beberapa waktu lalu, aku lagi di pom bensin. Aku melihat seorang pria yang kelihatannya sedang pincang, sepertinya dia kesakitan. Lalu aku mendekatinya dan bilang, "Hei, bolehkah saya doakan kamu?" Dia jawab, "Tentu, ya, kamu boleh doakan saya."

Ternyata pria itu berbeda keyakinan dengan aku, tapi nggak masalah kalau aku doain dia. Aku berdoa supaya rasa sakitnya hilang. Awalnya, nggak ada yang terjadi, tapi beberapa detik kemudian, pria itu bilang kalau sakitnya sudah hilang! Aku bilang, "Itu karena Yesus mengasihi kamu."

Momen itu sangat singkat. Meskipun pria itu nggak langsung percaya, tapi benih sudah ditanam. Mungkin suatu saat nanti dia akan lebih terbuka untuk mendengar Injil.

Salah satu cara mudah yang aku temukan untuk mulai ngobrol tentang Yesus sama orang adalah dengan bertanya, "Apakah sakit?" karena banyak orang di sekitar kita yang sedang merasakan sakit. Aku nggak selalu punya kata-kata yang tepat, tapi aku coba bangun hubungan mereka dengan Yesus.

Ada satu keputusan yang aku buat dan sangat membantu dalam bagiin Injil, yaitu selalu buka mata & peka dengan keadaan sekitar. Seringkali kita terlalu fokus pada diri sendiri, sampai melewatkan kesempatan yang ada di depan kita. Kadang-kadang ada hal-hal di sekitar kita yang Tuhan ingin kita lihat. Mungkin Tuhan ingin kita terlibat dalam hidup seseorang. Di saat itu juga. Kita perlu belajar untuk melepas penghalang dan tanya Tuhan, "Apa yang Engkau lakukan di tempat ini di sekitarku?"

Cepat atau lambat, ketika kita melakukan ini, kita akan mulai melihat kebutuhan orang-orang di sekitar kita. Dimanapun kita berada, pasti ada seseorang yang membutuhkan kata-kata penyemangat, kebaikan, tindakan kasih, atau kesembuhan lewat Injil.

Siapa pun bisa melakukannya.

Kamu akan terkejut dengan apa yang datang di jalanmu ketika kamu mulai membuka mata dan peka sama keadaan di sekitarmu.

__wf_reserved_inheren
CV Global
3
mnt dibaca

Bagiin Yesus di Dunia yang Selalu Online

Di dunia yang penuh notifikasi, kadang sulit banget nemuin koneksi yang bener-bener nyata. Temukan cara bagaimana mengalihkan fokus dari dunia maya ke hubungan yang lebih nyata bisa membuka jalan buat cerita tentang Yesus.

Apakah kamu pernah merasa kalau hidupmu diatur sama smartphonemu? dan bukan sebaliknya?


DM, chat, notifikasi— membuat kita terus terhubung sama banyak orang, bahkan yang nggak kenal sama sekali. Setiap bunyi notifikasi menuntut perhatian kita, dan setiap post, komen atau pesan yang kita kirim seringnya karena kita juga pengen diperhatiin balik. Perhatian instan dari dari orang yang bahkan nggak kamu kenal.

Hidup di era internet bikin kita super terkoneksi. Suka atau nggak, kita udah jadi bagian dari jaringan komunikasi terbesar yang pernah ada. Tetapi sisi negatifnya mulai terlihat.

Kita terlalu sibuk “terhubung” sampai lupa, kita sebenarnya butuh hubungan yang tulus, nyata, dan personal.

Manusia diciptakan untuk hubungan yang tulus. Di situlah Yesus memanggilmu buat bagiin Dia dengan dunia.

Setelah kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus ngumpulin murid-murid-Nya dan berkata: “Kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atasmu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria, dan sampai ke ujung bumi.” Coba perhatikan pola perintah Yesus: mulai dari Yerusalem, terus ke Yudea dan Samaria, lalu sampai ke ujung bumi.

Buat para murid, Yerusalem adalah tempat terdekat mereka, pusat kehidupan sehari-hari. Yudea dan Samaria adalah daerah di luar zona nyaman mereka, dan ujung bumi berarti sejauh-jauhnya kamu bisa pergi.

Kalau kamu mau mulai bagiin tentang Yesus, mulailah dari “YERUSALEM”-mu.

Mulai dari lingkaran terdekat kamu—. Teman-teman, keluarga, atau orang-orang yang sering kamu temui setiap hari. Bangun hubungan yang tulus dan personal, lalu bagiin Yesus di dalam hubungan itu. Nggak harus ribet, kok. Bisa mulai dengan obrolan ringan sama barista favoritmu, teman kuliah, atau bahkan teman lama.

Sambil membangun hubungan, tunjukkan buah Roh lewat tindakanmu. Biarkan damai, kasih, dan sukacita terpancar seperti cahaya yang menunjuk ke Yesus. Ikuti arahan Roh Kudus, lewat pertemanan ini ambil kesempatan untuk memulai obrolan tentang Yesus, gereja, atau iman.

Banyak orang di sekitar kita sebenarnya mencari akan hubungan yang tulus.

Mulai share tentang Yesus, kurangi fokus ke notifikasi HP dan mulai bangun hubungan di dunia nyata.

Siapa yang bisa kamu ajak ngobrol dengan tulus hari ini?

Referensi
https://www.psychologytoday.com/au/blog/the-human-connection/201912/making-real-connections-in-the-age-social-media

"Tetapi buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu."

Galatia 5:22-23

"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Kisah Para Rasul 1:8

__wf_reserved_inheren
CV Global
3
mnt dibaca

Tips Efektif Bagiin Injil di Media Sosial

Posting tentang iman memang nggak selalu mudah, tapi dengan konten yang engaging dan follow-up yang tepat, dampaknya bisa luar biasa. Yuk, jadikan media sosial lebih dari sekadar tempat posting—buat itu jadi ruang untuk menginspirasi dan membawa perubahan!

Media sosial mengubah cara kita membagikan Injil. Kalau dulu lewat acara kebaktian besar, program TV, atau kegiatan gereja, sekarang cukup pakai akun media sosial, kamu bisa menjangkau banyak orang. Tapi, tentu aja nggak selalu semudah itu.

Media sosial nggak selalu jadi tempat yang efektif untuk ngobrolin soal iman dan Yesus. Pernah nggak sih, kamu upload foto kucing jatuh dari sofa, terus tiba-tiba viral? Tapi giliran posting tentang iman atau cerita soal Yesus, rasanya kayak nggak ada yang peduli?

Jadi, gimana caranya supaya postingan tentang Yesus tetep bikin orang tertarik? Gimana caranya bikin konten yang menarik dan efektif?

Untuk itu, penting buat kita pahami dulu ruang komunikasi yang ada di media sosial.

Social Space (Ruang Sosial)

Ruang sosial itu kayak ceramah, ibadah gereja, atau video di YouTube. Audiensnya banyak, informasi bisa tersebar luas. Tapi jarang ada interaksi mendalam atau perubahan yang berarti.

Personal Space (Ruang Pribadi)

Ngomongin tentang Yesus dengan cara yang bisa benar-benar mengubah hidup itu paling efektif kalau dilakukan di 'Personal Space’. Di ruang pribadi, kayak ngobrol berdua atau di grup kecil, semuanya lebih intim. Di sini, kepercayaan bisa dibangun, emosi lebih terbuka, dan perubahan hidup yang nyata lebih mungkin terjadi.

Kita bisa belajar dari cara Yesus berkomunikasi. Meski Dia sering berbicara di depan banyak orang, Yesus menginvetasikan banyak waktunya untuk ngobrol di personal space. Yesus menghabiskan lebih banyak waktu bersama 12 murid-Nya. Hasilnya? Hidup mereka berubah total. Dan dampaknya terasa hingga hari ini, lebih dari 2000 tahun kemudian.

Nah, gimana kita bisa menerapkan ini di media sosial? Coba lakukan hal ini. Gunakan ruang sosial untuk menjangkau banyak orang, tapi fokuslah menarik mereka ke ruang pribadi untuk bagiin Injil lebih mendalam.

5 Tips Maksimalkan Media Sosial buat Bagiin Injil.

1. Tampil Apa Adanya

- Jangan cuma posting tentang Yesus. Selingi dengan konten keseharianmu. Orang lebih tertarik sama siapa kamu sebenarnya. Hubunganmu dengan Yesus akan lebih relate kalau terlihat di kehidupan sehari-hari. Kalau terus-terusan posting tentang Yesus tanpa variasi, algoritma media sosial bisa bikin postinganmu makin jarang muncul di feed mereka.

2. Gunakan Fitur Interaktif

- Engagement is gold! Fitur kayak polling, Q&A, slider, atau video reply bisa bikin orang lebih engage sama kontenmu. Tanyakan hal-hal yang menarik perhatian mereka atau bikin penasaran.

3. Berani Tampil Beda

- Gunakan bahasa atau konten yang bikin orang berpikir ulang tentang stereotip kekristenan. Misalnya, tunjukkan gimana imanmu relevan dengan hidup sehari-hari.

4. Bahas Kebutuhan Mereka

- Banyak orang punya kebutuhan dan pertanyaan tentang hidup. Kaitkan kebutuhan itu dengan iman, gereja, dan Yesus.

5. Follow-Up di DM

- Kalau ada yang engage dengan kontenmu, jangan berhenti di situ. Ajak ngobrol lebih lanjut di DM, atau bahkan ajak ketemu langsung.

Ingat, Yesus juga sering mengundang orang untuk lebih dekat secara pribadi. Kita bisa contoh ini dengan mengajak mereka dari ruang sosial ke ruang pribadi.

”Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”

Matius 4:19

Ingatlah bahwa meskipun menyenangkan untuk mendapatkan banyak like pada postingan kita, setiap angka adalah seorang manusia. Fokuslah pada bagaimana kita bisa membawa orang lebih dekat kepada Yesus, bahkan jika hanya satu orang.

__wf_reserved_inheren
CV Global
3
mnt dibaca

Apakah Menurut Kamu Bagiin Iman itu Ribet? Coba Pikirkan Lagi.

Waktu Bella mulai kerja di sekuler, dia sempat bingung gimana cara ngobrolin tentang imannya. Temukan bagaimana satu kejujuran yang kelihatan sepele ternyata bisa jadi awal dari obrolan yang lebih dekat dan kesempatan buat ngenalin Yesus.

Bella adalah seorang desainer grafis yang sebagian besar waktunya di dunia kerja dihabiskan di pelayanan dan gereja. Pindah ke lingkungan kerja sekuler menjadi tantangan tersendiri—apalagi soal bagaimana cara buat ngobrolin soal imannya. Tapi Bella nemuin satu hal sederhana yang ternyata bisa bikin perbedaan…
   

Selama ini, aku cuma pernah kerja di pelayanan Kristen dan di gereja. Tapi belum lama ini aku mulai kerja di tempat yang totally sekuler. Aku pengin serius ngejalanin hidup yang ‘on mission’, tapi jujur aja aku agak gugup waktu kepikiran gimana caranya ngomongin soal Yesus dengan cara yang natural. Roh Kudus men-challenge aku buat jujur aja waktu momen itu datang. Dan aku pengin taat.

Suatu hari, aku lagi makan siang bareng temen baru dari kantor. Kita ngobrol soal kehidupan di luar kerjaan. Aku nunjukin beberapa foto bareng temen-temen dan teman serumahku, terus dia nanya aku kenal mereka di mana. Momen itu simpel banget, tapi aku jawab aja, "Oh, aku kenal mereka semua dari gereja." Aku ceritain gimana kita bisa deket karena udah lama bareng-bareng melayani di gereja. Maksudku, bukan yang langsung cerita kesaksian hidup atau ngajak dia doa keselamatan gitu. Cuma momen kecil yang aku jawab dengan jujur dan taat.

Saya merasa cukup gugup waktu ngobrol sama dia. Saya nggak tahu gimana reaksi dia. Saya juga nggak tahu pengalaman dia sama gereja kayak gimana. Rasanya tegang banget.

Tapi, waktu obrolannya lanjut, saya ingat kalau saya nggak perlu meyakinkan dia tentang apapun, saya cuma cerita tentang hidup saya. Saya cuma share siapa diri saya dan gimana saya menjalani hidup, dan itu bikin saya jadi lebih santai.

Saya sadar, kalau saya jujur dan apa adanya, semua rasa tegang itu hilang. Saya bisa taat sama Roh Kudus, dan ternyata malah kami jadi lebih dekat sebagai teman karena lebih kenal satu sama lain.

Alkitab mengatakan "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia" Roma 8:28. Jadi, bagiin iman itu nggak perlu ribet, saya cuma perlu jujur tentang hidup saya dan percayakan Tuhan untuk sisanya.

Pengalaman ini ngingetin saya kalau saya nggak perlu ngubah dunia, saya cuma perlu jadi diri saya sendiri, menunjukkan Yesus, dan jujur aja pas Yesus muncul dalam obrolan.

Saya sadar kalau saya jujur dan apa adanya, Yesus pasti bakal muncul dalam obrolan karena Dia memang bagian besar dari hidup saya. Jadi ketika seseorang bertanya, "Mengapa kamu melakukan ini? Atau mengatakan itu?" Saya bisa dengan jujur menjawab dengan, "Oh, karena saya mengasihi Tuhan dan mengasihi orang-orang."

Dan begitulah, kejujuran yang sederhana.

Jujur aja waktu ada orang datang dan nanya-nanya ke kamu. Jujur aja waktu lagi ngobrol – kalau Tuhan memang bagian dari hidup kamu, pasti bakal kebawa juga dalam obrolan.

Cukup jadi diri sendiri dan jujur—nggak harus ribet.

__wf_reserved_inheren
CV Global
3
mnt dibaca

Menemukan Kesempatan untuk Share Tentang Yesus di Momen Tak Terduga

Semangat Henry untuk jiwa-jiwa dan pengabdiannya kepada Tuhan telah membawanya pada percakapan iman yang bermakna di tempat-tempat yang tak terduga. Temukan bagaimana momen-momen sederhana bisa jadi kesempatan untuk share tentang Yesus.

Henry menjalani hidupnya dengan penuh semangat, 120%. Dia bekerja keras untuk menjadi ahli di bidang atau topik apa pun yang sedang ia tekuni. Mulai dari kopi, manajemen media sosial, hingga perawatan taman, Henry adalah seorang entrepreneur yang punya hati besar buat orang-orang di sekitarnya.

Dia cerita ke kami tentang kesempatan terbaru yang dia dapat buat ngobrol sama kliennya soal Yesus.

Waktu itu saya lagi motong rumput di rumah salah satu klien. Dia keluar rumah dengan semangat banget, pengin nunjukin cermin baru yang ada di rumahnya. Dia meminta saya untuk melihat cermin itu dan saat saya masuk, saya melihat ada Alkitab. Kemudian dia menunjukkan semua yang ada di rumahnya kepada saya. Waktu kami berjalan keluar, saya lihat Alkitab itu lagi, jadi saya tanya, "Kamu baca Alkitab nggak?" Dan dia berkata, “Nggak juga sih. Dulu sih iya. Maksudnya, saya percaya kok sama Tuhan." Saya bilang ke dia kalau saya pergi ke gereja. Itu langsung memicu obrolan panjang tentang Yesus.

Ini Cerita Henry

Beberapa bulan kemudian..

Sekarang, setiap kali saya motong rumput di rumahnya, kami selalu berdoa bersama. Kami sudah beberapa kali ngobrol dan kami juga berdoa bersama. Dia bilang, "Saya bisa merasakan Roh Kudus." Sekarang, dia sudah sampai pada titik di mana dia benar-benar ingin datang ke gereja.

Kesempatan seperti ini berkaitan erat dengan seberapa besar kamu mengejar Tuhan di saat itu. Saya suka banget dengan apa yang Paulus katakan di Roma 1, "Saya tidak malu dengan Injil." Kamu bisa dengar semangat itu dalam diri dia. Saya nggak sabar, untuk berbagi harapan dan kekuatan yang dibawa oleh kebaikan-Nya setiap pagi, Semakin saya mengejar Tuhan, semakin banyak kesempatan yang saya lihat.

Jadi, waktu saya lihat Alkitab itu ada di sana, ada sesuatu yang langsung menarik perhatian saya. Itu adalah momen sekejap di mana saya sadar kalau inilah waktunya untuk share tentang Yesus. Kamu jadi lebih peka terhadap momen-momen seperti ini, dan Tuhan memberi keberanian untuk melakukannya.

Keberanian yang datang dari Tuhan ini telah membuka jalan untuk banyak obrolan tentang iman dan Yesus.

Henry berbagi cerita lain tentang rekan kerja dia.

Dia menemukan kalung salib saat bekerja dan sangat senang bisa memberikannya kepada saya. Saya coba ubah cara pandangnya tentang Yesus, jadi saya bilang, "Dulu salib itu bukan simbol yang dianggap positif buat orang Kristen, malah simbol mereka seringnya ikan atau jangkar, karena harapan yang Yesus bawa itu jadi jangkar buat hidup mereka." Jadi bagi orang Kristen, simbol terbesar kami adalah harapan." Dia bilang ke saya, "Saya butuh banget harapan!"

Dari situ, obrolannya mengalir dengan natural, ngomongin tentang hal itu dan bagaimana Yesus adalah alasan kita bangun setiap pagi dan Dia yang membantu kita melewati masa-masa sulit. Jadi itu membuka kesempatan bagi kami untuk ngobrol lebih dalam tentang apa yang dia hadapi dan bagaimana Yesus bisa menjadi jawaban untuk hidupnya.

Cara kamu share tentang Yesus dengan orang yang belum mengenal-Nya adalah dengan menceritakan apa yang Dia ubah dalam hidupmu. Kamu bisa saja berdiskusi tentang teologi atau membuktikan mengapa Dia itu nyata, tapi orang akan melihat Yesus melalui perubahan dalam dirimu. Jadi, share tentang apa yang sudah Dia lakukan dalam hidupmu selalu menjadi cara terbaik.

Kita mengalami perubahan melalui kedekatan dan ketekunan pribadi kita dengan Yesus. Hasilnya adalah kehidupan seperti yang digambarkan Henry — kesadaran akan peluang-peluang di sekitar kita dan cerita tentang transformasi kita sendiri.

__wf_reserved_inheren
CV Global
3
mnt dibaca

Cara Mendukung Teman yang Lagi Berjuang dengan Iman

Rasanya menyenangkan banget saat teman mulai tertarik sama Yesus, tapi gimana kalau perjalanan mereka melambat? Pelajari cara-cara praktis untuk tetap menguatkan mereka, terus berharap, dan percaya sama waktu-Nya Tuhan.

Mendengar teman mengatakan mereka ingin belajar lebih banyak tentang Yesus itu adalah pengalaman yang sangat menyenangkan. Rasanya seperti tanggung jawab besar yang luar biasa, seperti akhirnya kamu menjalani tujuan hidupmu sebagai seorang Kristen (bayangkan sensasi adrenalin dan lagu pujian di sini).

Paskah sering jadi waktu yang tepat bagi orang-orang untuk mulai bertanya tentang Yesus. Meskipun kamu merasa siap untuk memulai perjalanan ini bersama mereka, sudahkah kamu memikirkan perjalanan panjangnya, atau kemungkinan kekecewaan yang bisa terjadi di masa depan? Hal itu juga penting untuk dipersiapkan.

Apa yang harus dilakukan ketika teman kehilangan minat? Ketika temanmu pertama kali bertanya tentang Yesus, kamu pasti ingin sekali memperkenalkan mereka dengan segala hal—belajar Alkitab, ibadah gereja, mengunjungi mereka, memberi mereka Alkitab, atau mengirimkan mereka khotbah untuk ditonton online. Sebenarnya, kamu mungkin perlu untuk "berpura-pura santai" dan menahan diri untuk tidak membanjiri mereka dengan terlalu banyak informasi.

Jika temanmu terbuka, kamu akan bisa melihat mereka mulai terlibat dengan gereja untuk pertama kalinya dan melihat mata mereka bersinar saat mereka belajar kebenaran baru tentang Alkitab, dan tentang diri mereka sendiri. Ini bisa membawa kebahagiaan dan kepuasan yang luar biasa—baik bagi mereka, maupun bagi dirimu.

Tapi kadang-kadang, saat mereka berjalan bersama kamu, mereka bisa berhenti membalas pesanmu. Mereka bisa berhenti datang ke Bible studies, berhenti bertanya, atau menunjukkan minat. Ini bisa sangat mengecewakan. Kamu mungkin mulai bertanya-tanya apakah mereka tersinggung dengan sesuatu yang kamu katakan, atau apakah kamu terlalu memaksakan diri. Kamu bahkan mungkin meragukan Tuhan dan rencana-Nya.

Ketika obrolan atau hubungan spiritual kehilangan momentum, apa yang harus kamu lakukan?
Langkah 1: Belajar dari para murid

Pertama-tama, kamu bisa mendapatkan semangat dari pengalaman para murid. Selama berjalan bersama Yesus selama 3 tahun, para murid menyaksikan mukjizat-mukjizat luar biasa, pengajaran-pengajaran yang mendalam, dan berkembang dalam hubungan mereka dengan Tuhan. Namun meskipun Yesus mengajarkan tentang Kerajaan Surga dan kematian-Nya, mereka tidak memahami apa yang dimaksud-Nya.

Ketika Yesus mati dan terbaring di makam pada hari Sabtu, para murid tidak tahu harus berbuat apa. Mereka hancur hati dan mulai meragukan segala sesuatu. Bagaimana mungkin Mesias mereka adalah Anak Tuhan jika Dia sudah mati? Apakah tiga tahun terakhir dalam hidup mereka semua adalah kebohongan?

Jika seorang teman kehilangan minat dalam perjalanan iman mereka, kamu mungkin juga mulai meragukan dan mempertanyakan semuanya. Apakah temanmu benar-benar suka datang ke gereja, atau mereka hanya bersikap sopan? Apakah pengalaman yang mereka alami itu nyata, atau hanya sekadar emosi yang berlebihan?

Ketika Yesus bangkit pada hari ketiga, tiba-tiba seluruh pesan Injil menjadi jelas. Yesus adalah Anak Allah karena Dia telah mengalahkan kematian! Hal ini memotivasi para murid untuk terus maju dan mereka mulai menyebarkan Injil ke komunitas mereka, dan ke seluruh dunia. Tuhan telah mengendalikan semuanya sejak awal.

Langkah 2: Mari kita praktikkkan.

Jika kamu memiliki teman yang kehilangan minat pada Yesus, jangan berkecil hati.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”

Yohanes 16:33

Tuhan masih mengendalikan semuanya, dan Dia melakukan segala yang Dia bisa untuk membawa mereka kembali dalam hubungan dengan-Nya. Tapi ada langkah-langkah praktis yang bisa kamu ambil juga:

Pray

Berdoalah agar Roh Kudus membuka mata teman-temanmu untuk melihat pentingnya Yesus, Alkitab, dan berada dalam komunitas Kristen. Berdoalah agar keinginan mereka untuk mengenal Yesus dapat hidup kembali.

Connect

Kirimkan pesan ke temanmu, tanyakan apakah mereka ingin bertemu untuk makan atau ngopi bareng. Jika kamu takut membuat mereka merasa terintimidasi, kamu bisa bilang, "Aku janji nggak akan memaksa atau ngomongin tentang gereja kalau kamu nggak mau, aku cuma ingin tahu kabarmu aja."

Invite

Jika kamu rasa temanmu akan terbuka untuk itu, ajak mereka ke ibadah Paskah di gerejamu. Paskah adalah waktu yang populer bahkan bagi orang Kristen nominal untuk datang ke gereja, jadi ini bisa jadi kesempatan yang ringan dan nggak bikin mereka merasa terpaksa.

Jika kamu punya teman yang belakangan ini agak jarang terhubung dengan komunitas gerejamu, Paskah adalah waktu yang tepat untuk menghubungi mereka lagi. Besok adalah Minggu Paskah—jangan sia-siakan kesempatan ini! Dan siapa tahu—seperti Yesus bangkit pada hari ketiga, mungkin ada perjalanan spiritual yang luar biasa yang menanti teman Anda juga. Tunggu dan lihat saja!
__wf_reserved_inheren
CV Global
3
mnt dibaca

Kesulitan buat Share tentang Yesus? Mulai dari sini.

Merasa ragu untuk share tentang Yesus sama orang lain? Pelajari kenapa mendengarkan Roh Kudus adalah kunci untuk bagiin Injil dengan percaya diri.

"Aku pengen ngobrol sama orang-orang tentang Yesus, tapi aku nggak tahu harus mulai dari mana."

Hidup tuh sibuk banget, jadi wajar kalau kita kadang lupa kalau sebenarnya kita punya Penolong—Roh Kudus—yang siap bantu di momen-momen kaya gini (Yohanes 14:26)! Mendengarkan suara Roh Kudus adalah langkah pertama. Dia akan berbicara dan membimbingmu saat kamu membutuhkan-Nya.

Jujur aja, dengerin Roh Kudus tuh kadang kedengeran agak aneh. Gimana sih caranya bisa “denger” Roh Kudus? Kapan sih Roh Kudus biasanya ngomong ke kita? Bagaimana caranya tahu kalau itu suara Roh Kudus, bukan cuma pikiran sendiri? Atau mungkin aku cuma kebanyakan minum kopi pas makan siang tadi?

Seperti halnya kamu bisa mengenali suara ibumu atau teman baikmu, kamu juga bisa belajar mengenali suara Roh Kudus dengan mendengarkan-Nya, memahami lebih dalam tentang Dia, dan tentu saja, melalui proses trial and error.

Yuk, kita bangun dasar-dasarnya dulu: 

Roh Kudus ADALAH Tuhan dan bersama-sama dengan Allah Bapa dan Yesus, yang biasa kita sebut sebagai Tritunggal. Dia berbicara kepada orang Kristen di sepanjang Alkitab, dan Dia juga jadi Penolong kita. Yohanes 14:26 dan Dia adalah pemberian baik dari Allah. Roh Kudus memang punya sisi misterius, tapi justru itu yang bikin kita jadi lebih penasaran dan pengen belajar lebih banyak tentang Dia.

Roh Kudus akan memberi kita petunjuk saat kita membutuhkannya. Ada banyak contoh tentang bagaimana Roh Kudus bergerak dan membimbing orang-orang dalam Alkitab. Lukas 2:27-32, 2 Petrus 1:21, Kisah Para Rasul 8:29-31, Jika kamu berbicara dengan cukup banyak orang Kristen, kamu akan menyadari bahwa Roh Kudus terus melakukan hal yang sama hingga hari ini. Jadi, luangkan waktu untuk mendengarkan Dia. Dia mungkin berbicara melalui ayat Alkitab yang tiba-tiba terasa sangat berarti buatmu, atau bisa juga lewat pikiran atau perasaan yang muncul saat kamu berdoa. Saat berbicara tentang imanmu, Dia bisa memberi petunjuk dalam momen atau percakapan, membuatmu merasa perlu untuk ngomong atau melakukan sesuatu. Terkadang, kamu bisa tiba-tiba ingat ayat Alkitab, cerita, atau sesuatu yang pernah dikatakan pendetamu. Terkadang, itu berupa dorongan atau perasaan kuat untuk membicarakan topik tertentu. Cobalah untuk mengikuti arahan itu dan lihat ke mana obrolanmu dipimpin oleh Roh Kudus.

Roh Kudus dapat dipercaya. Walaupun kamu kadang ragu apakah itu benar-benar Roh Kudus yang bicara, kamu bisa yakin untuk percaya saat itu memang Dia. Tuhan berjanji untuk bekerja dalam segala sesuatu demi kebaikan kita (Roma 8:28), tapi itu bukan berarti kamu selalu mendapat apa yang kamu inginkan, melainkan kamu selalu mendapatkan apa yang baik. Jadi, percayalah pada Roh Kudus untuk memimpin hidupmu dan percakapanmu tentang Yesus, dengan keyakinan bahwa Tuhan itu baik dan Dia sedang bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan kita.

Roh Kudus seharusnya dikejar dan dicari.

Alkitab memberitahu kita untuk dipenuhi dengan Roh Kudus Efesus 5:18. "Dipenuhi" dalam bahasa Yunani (bahasa asli Alkitab) berarti suatu aktivitas yang terus berlangsung, yaitu sesuatu yang terjadi pada diri kita dan kita diperintahkan untuk mengejarnya. Tapi, bagaimana caranya melakukannya? Luangkan waktu untuk bersyukur kepada Tuhan Mazmur 100:4 , ingat kembali momen-momen ketika Dia baik padamu dan ucapkan terima kasih atas itu. Bertobat dan minta pengampunan kepada Tuhan atas kesalahan yang telah kamu buat Mazmur 66:18, dan percayalah bahwa Tuhan memiliki lebih banyak kasih karunia untukmu daripada dosa yang bisa kamu perbuat.

Dalam obrolanmu tentang Yesus, coba perhatikan, siapa tahu Roh Kudus berbicara sama kamu. Dengerin suara-Nya dan ikuti.

__wf_reserved_inheren
Tidak ada hasil yang ditemukan.
Terima kasih! Kiriman Anda telah diterima!
Ups! Ada yang tidak beres saat mengirimkan formulir.

Kami menghargai privasi Anda

Dengan mengklik "Terima", berarti kamu menyetujui penyimpanan cookie di perangkat kamu untuk meningkatkan navigasi situs, menganalisis penggunaan situs, dan membantu upaya pemasaran kami. Lihat Kebijakan Privasi kami untuk informasi lebih lanjut.